Translate

Minggu, 25 November 2012

Kedigdayaan Kyai Wahab Chasbullah


Oleh: Nashihuddin Asy'ary

Bagi Masyarakat pesantren, Kyai Wahab Chasbullah dikenal luas sebagai figur ulama kontroversial karena ijtihat politiknya yang kerap berseberangan dengan formalisme fikih para ulama NU.Namun hal itu diterima secara luas, mengingat pengetahuan keagamaan kyai itu sangat mendalam dan memiliki instink politik yang tinggi. tetapi siapa kira kyai Wahab juga sebenarnya adalah ulama yang digdaya dalam ilmu silat. tidak hanya silat kanuragan tetapi juga jago dalam silat lidah dalam arti beretorika bahkan ketika menggunakan bahasa Arab, kemampuannya juga tinggi.Dalam kesaksian seorang santri yang sempat menimba ilmu di kota suci Mekkah sekitar tahun 1930-an, saat itu kota Hijaz belum stabil akibat revolusi Wahabi dan ulama-ulama Indonesia sendiri sedang sibuk menangkis gerakan puritanisme kaum medoernis itu.

Dalam situasi begitu Kyai Wahab Chasbullah datang ke kota suci itu, tujuannya adalah untuk memberikan semangat kepada para pelajar Islam Nusantara agar tetap berpegang teguh pada ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sebagaimana yang diwariskan oleh para ulama sebelumnya.Ketika tiba di kota Mekkah, beberapa santri Indonesia yang sudah mengenalnya berusaha menemui Kyai kharismatik dari Nusantara itu.

Setelah pertemuan tersebut mereka_pun segera mengumpulkan para pelajar Nusantara (termasuk pelajar dari negeri jiran seperti Malaysia, Filiphina dan Thailand) khusus untuk memberikan waktu Kyai Wahab Chasbullah menyampaikan maksudnya.Singkat cerita, para pelajar_pun dapat dikumpulkan dalam sebuah majelis. Setelah menunggu beberapa lama Kyai Wahab Chasbullah_pun muncul. Akan tetapi Kyai Wahab Chasbullah muncul di tengah-tengah para hadirin, sebagian besar pelajar yang belum mengenal Kyai Wahab Chasbullah tidak menaruh perhatian. Bahkan sebagian ada yang meremehkan. Pasalnya, pakaian Kyai nyentrik ini sangat sederhana, hanya menggunakan setelan kopiyah hitam, jas dan sarung sama sekali tidak menunjukkan penampilan seorang ulama, tidak seperti pakaian para syiekh Arab yang menggunakan surban tebal dan jubah keulamaan.

Namun setalah Kyai Wahab Chasbullah membuka pembicaraan, pandangan para pelajar_pun kemudian berubah seratus delapan puluh derajat. Kefasihan lidah, kekuatan hujjah serta keindahan retorika yang disampaikan dalam berbahasa Arab sangat memukau para pelajar yang hadir.Di luar sangkaan mereka, ternyata ulama Indonesia yang berpenampilan sederhana tidak kalah fasih dan canggih dengan para syeikh Arab dalam beretorika.

Hal itu bisa dipahami, karena selain belajar dengan syeikh di Mekkah Kyai Wahab Chasbullah juga belajar ilmu alat, mantiq dan retorika dari para ulama Nusantara terkemuka seperti Kyai Zainuddin Mojosari, Kyai Cholil Bangkalan dan sebagainya.Akhirnya, semua pelajar yang semula meremehkan Kyai Wahab Chasbullah kemudian berbalik mengelu-elukan serta memperlakukannya dengan penuh hormat. Mereka juga tak segan-segan bertanya tentang perkembangan dunia Islam Nusantara yang saat itu masih berada di bawah kendali para penguasa kolonial Hindia-Belanda......disadur dr MAJALAH " Al-Iqtishod " edisi 22

Sumber: http://www.facebook.com/groups/channelnahdliyin/doc/209106925807134/

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India