“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal.”
Dari Demikian surat Ali Imran ayat 90 menerangkan bahwa
dalam pergantian malam dan siang terdapat satu tanda bagi orang yang berakal.
Artinya pergantian malam dan siang itu sendiri merupakan sebuah tanda. Tanda
adalah sesuatu yang kehadirannya mewakili sesuatu yang lain. Tentunya sesuatu
yang diwakili jauh lebih besar dari pada yang mewakilinya. Sebagaimana api jauh
lebih dahsyat dari pada asap yang menandainya. Demikian pula yang terjadi
dengan pergantian malam dan siang. Pada hakikatnya pergantian itu adalah
sekedar penanda akan adanya sesuatu yang lebih dahsyat (Kekuaasaan Allah Yang
Maha Kuasa).
Jika kita mau berpikir sejenak sesungguhnya malam
merupakan sebuah misteri besar. Karena malam sengaja diciptakan dengan penuh
kegelapan. Segala unsur negatif selalu saja diidentikkan dengan yang gelap dan
hitam. Hitam dan gelap adalah dua hal yang menakutkan bagi manusia. Malam yang
hitam seolah mengintai kelengahan manusia, karena malam mejadikan manusia
terlelap dalam tidurnya. Begitu kekhawatiran manusia akan adanya yang gelap,
hingga mereka berusaha mengubahnya menjadi terang. Dengan lampu, listrik dan
cahaya buatan. Sehingga tidak salah jika malam difahami oleh sebagian orang
sebagi ruang pergerakan mereka yang serba hitam.
Berbeda dengan siang yang terang benderang. Segalanya
menjadi jelas. Terang yang mengusir kegelapan difungsikan manusia sebagai ruang
beraktifitas dan bekerja. Dengan yang terang tidak ada lagi yang ditakutkan.
Oleh karena itulah, sebagai makhluk yang lemah
Rasulullah saw mengajari umatnya untuk berdo’a menitipkan diri kepada-Nya
ketika hendak terlelap dalam tidur, bukankah manusia tidak kuasa menjaga
dirinya ketika terlelap. Manusia hendaklah pasrah kepada-Nya, karena manusia
yang lemah tidak mungkin terjaga selamanya.
باسمك ربى وضعت جنبى وبك أرفعه
فان أمسكت نفسى فارحمها وإن أرسلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصالحين
Bismika rabbi wa dha’tu janbi wa bika arfa’uhu fain
amsakta nafsi farhamha wa in arsaltaha fahfadhha bima tahfidhu bihi ‘ibadakas
shalihin
Dengan nama Engkau Tuhanku, aku meletakkan lambungku.
Dan dengan nama-Mu pula aku bangun. Apabila Engkau menahan rahku, berilah
rahmat padanya. Tapi jika Engkau melepaskannya, maka peliharalah sebagaimana
engkau menjaga hamba-hambaMu yang shaleh. (Sahih Bukhari)
Demikianlah Rasulullah saw mengajari umatnya menitipkan
diri kepada Allah swt Yang Maha Kuasa. begitu pula sepatutnya manusia bersyukur
ketika berhasil melewati malam yang menakutkan dan kembali menikmati terang.
Bukankah ketika manusia terlelap dalam tidurnya, segala hal yang tidak
diinginkan bisa terjadi, mengingat punahnya kesadaran ketika manusia tertidur.
Demikianlah Rasulullah saw dalam haditsnya mengajarkan umatnya untuk berdo’a
sebagaimana terdapat dalam Sahih Tirmidzi.
الحمد لله الذى عافانى فى جسدى
ورد علي روحى وأذن لى بذكره
Alhamdulillahil ladzi ‘afani fi jasadi wa radda ‘alayya
ruhi wa adzinli bi dzikrihi
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesehatan
pada jasadku dan mengembalikan ruhku kepadaku, serta merestuiku untuk berdzikir
kepadanya.
Melalui do’a ini sebenarnya Rasulullah saw memberikan
peringatan kepada umatnya, pertama manusia selalu lengah ketika tidur.
Kesadarannya hilang semua, sementara itu berbagai macam lobang dalam tubuh manusia
tetap saja terbuka dan menganga. Apapun bisa terjadi, termasuk juga gangguan
hewan melata. Karena itu ketika tersadar sudah selayaknya memanjatka syukur
kepada-Nya. kedua bahwa dalam posisi tidur ruh manusia telah pergi, tetapi
kemudian ketika terjaga ruh itu kembali. Sehingga momen kembalinya ruh ke dalam
jasad ini perlu disyukuri. Bayangkan saja jika kemudian ruh itu bertukad jasad.
Apa yang akan terjadi? Ketiga, manusia sebagai makhluk yang lemah haruslah
sadar, bahwa kemampuan, pemahaman, pengetahuan dan kesadaran akan kekuasaan-Nya
juga di dapat dari-Nya. Begitu pula kemampuan manusia mensyukuri nikmat-Nya,
juga merupakan pemberian dari-Nya.
sumber: https://www.facebook.com/groups/channelnahdliyin/permalink/655713847813104/
0 komentar:
Posting Komentar