Translate

Senin, 24 September 2012

Cara menafsirkan al Qur’an

Seri Memahami Tradisi Orang NU
--------------------------------------
Cara menafsirkan al Qur’an

Kyai/kalangan guru di Nahdlatul Ulama selalu mewanti-wanti santrinya untuk tidak mudak menyampaikan kandungan ayat al Qur`an. Ihtiyath (kehati-hatian) ini mungkin beralasan “ jangan-jangan santri yang beru mondok setahun atau dua tahun, kemudian jadi muballigh dan menyampaikan kandungan ayat-ayat al Qur`an hanya lewat terjemahan saja”.

Akan sangat fatal kiranya jika seorang santri menyampaikan sebuah ayat, tetapi sebenarnya ayat tersebut telah di nasakh (diganti) dengan ayat baru. Pastilah akan membahayakan. Dari sinilah pentingnya ilmu tentang NASIKH dan MANSUKH. Atau suatu ketika santri menyampaikan ayat, padahal ayat itu sangat berkaitan erat dengan sebab-sebab atau sejarah turunnya ayat, tentu saja konteks pembahasannya akan lain dari yang muncul dipermukaan, dan dari sini seorang santri dituntut untuk mengetahui ilmu ASBABUN NUZUL atau SIRAH NABAWIYAH. Belum lagi dituntut untuk menguasai Ilmu-Ilmu yang lain seperti Nahwu, Shorrof, Balaghah, Bayan, ma’ani, Badi`, Tafsir, Hadits, Mushtholah Hadits, Usul Fiqh.

Wal hasil, mengurai satu ayat tidak kurang 14 disiplin ilmu yang harus dikuasai...
Ulama`-ulama` NU yang tergolong ekstra hati-hati ini berdasarkan pada:

1. Dalil Pertama

Tafsir artinya membuka atau memperlihatkan. Sedang arti istilahnya adalah menjelaskan makna ayat, kandungannya, alur ceritanya, sebab turunnya, rahasia kalimat khas yang dipakainya yang sangat mempengaruhi isinya.

(At Ta`rifat, hal 55)

2. Dalil Kedua

Haram menafsirkan dengan logika sendiri. Hal ini berdasarkan pada hadits : siapa menerangkan al Qur`an dengan pendapatnya sendiri, atau dengan ketidaktahuannya, silahkan jadi penghuni neraka (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, hadits ini dianggap hasan lewat berbagai jalur)

(Itmam ad Dirayah, hal 21)

3. Dalil Ketiga

Siapa yang menerangkan al Qur`an dengan pendapatnya sendiri, meskipun benar, itu tetap dianggap salah (HR. Tiga Imam, dari Jundub, ini termasuk hadits hasan)

(Jami`ush Shaghir, Juz II, hal 177)


Wallahu A’lam Bish Shawab
Salam Lintang Songo


https://www.facebook.com/photo.php?fbid=419364394745544&set=a.339404839408167.104534.338089252873059&type=3

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India