Seri Memahami Tradisi NU
================
Menanam Ari-Ari dan Tingkeban
Yang dimaksud Ari-ari adalah daging gumpalan berisi darah atau bagian
yang ikut keluar bersama bayi yang dilahirkan, saat pusarnya bayi potong
maka gumpalan itu sudah tidak ada gunanya lagi. Orang jawa sangat
menghormati gumpalan ini yang seakan-akan “malati” jika tidak dirawat
dan kuburkan dengan baik. Menguburkannya pun banyak yang hampir dibilang
berlebihan, ada di depan rumah dan disroti lampu ditutupi keranjang
serta ditaburi bunga bahkan diberi sesaji.
Menurut orang NU
atau ajaran para ulama, sebenarnya gumpalan itu (ari-ari) cukup dikubur
saja dan sudah barang tentu jika ditambahi acara macem-macem tidak
diperkenankan. Begitu pun dengan TINGKEBAN (upacara di bulan ketujuh
usia kehamilan), dalam hal ini para ulama memberikan batasan hanya
sekedar kebolehan bersedekah dan mengadakan majelis do’a. Acara yang
selama ini diselenggarakan adalah memecah kendi, suami-istri harus
dimandikan, perut yang berisi bayi diberi tali janur kuning dan
lain-lainya. Hal ini tidak diperkenankan karena masuk kategori
mubadzdzir.
Dalil diperbolehkannya menanam ari-ari adalah:
ويسن دفن ما انفصل من حي لم يمت حالا او ممن شك في موته كيد سارق وظفر وشعر ودم نحو فصد اكراما لصاحبها
"Disunnahkan mengubur sesuatu (anggota badan) yang terpisah dari orang
yang masih hidup atau yang diragukan kematiannya, seperti tangan
pencuri, kuku, rambut, dan darah akibat goresan, demi menghormati
pemiliknya"
(Nihayatul Muhtaj Bab Dafnil Mayyit)
تعريف
التبذير - اى يصرفه في غير مصارفه - قوله في غير مصارفه - وهو كل ما
لايعود نفعه اليه عاجلا ولا آجلا فيشمل الوجوه المحرمة والمكروهة
Maksud mubadzir adalah memperlakukan harta diluar kewajarannya, yaitu
segala sesuatu yang tidak ada gunanya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, sehingga mencakup segala hal yang diharamkan dan yang
dimakruhkan.
(Bajuri ‘ala Fathul Qarib, fi Ta’rifit Tabdzir)
Wallahu A'lam Bish Shawab
Salam Lintang Songo
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=452272741454709&set=a.339404839408167.104534.338089252873059&type=3
Senin, 24 September 2012
Seri Memahami Tradisi NU (Menanam Ari-Ari dan Tingkeban)
Senin, September 24, 2012
Unknown
No comments
0 komentar:
Posting Komentar